Maaf saat ini blog kami masih dalam proses perbaikan
cf
sd

Minggu, 29 April 2012

Jelang Ujian Nasional

Posted by sdn2banaran | Minggu, 29 April 2012 | Category: | 0 komentar

Ujian Nasional sudah di depan mata, tinggal menghitung hari. Berbagai persiapan telah dilaksanakan, baik dalam hal administrasi maupun siswa agar siap psikis maupun fisik menghadapi UN.

Ada satu beban lebih yang kami rasakan tahun ini. Keberhasilan mendongkrak prestasi siswa dari predikat juru kunci yang abadi hingga tahun 2008/2009 ke peringkat ke 8 di tingkat kecamatan pada tahun ajaran 2009/2010, hingga berhasil meraih peringkat ke 2, dalam hal rata-rata perolehan nilai UN pada tahun ajaran kemarin ( T.A 2010/2011), bukanlah suatu hal yang mudah untuk dipertahankan.

Satu diantara persiapa yang kami lakukan adalah dengan menyelenggarakan try out ujian hingga lima kali berturut-turut. try out pertama dilaksanakan pada tanggal ... disusul tyrout ke dua pada tanggal...
 kemudian pada tanggal ..., tanggal ..., dan tanggal ...dilaksanakan tryout yang ke 3, 4, dan 5.


Manfaat Bermain Bagi Anak

Posted by sdn2banaran | | Category: , | 0 komentar

Sebagian besar orang tua mungkin berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas belajar dan bodoh. Mereka berpendapat bahwa anak perlu banyak belajar agar menjadi pintar,  hal ini memang ada benarnya, terutama jika kepintaran hanya diartikan sebagai kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung. Tetapi penelitian membuktikan bahwa kesuksesan seseorang lebih ditentukan EQ daripada IQ . Anak perlu belajar kemampuan berkomunikasi, memahami cara pandang orang lain, menghormati sebuah perbedaan, dan bernegosiasi dengan orang, dan hal-hal tersebut tidak bisa dipelajari dari buku. Semua itu justru bisa dipelajari melalui permainan. Beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak. Saat bermain anak dapat merasakan perasaan senang, bebas memilih dan lepas dari segala beban karena tidak mempunyai target, tapi pada saat yang sama anak berimajinasi dan mengeluarkan ide-idenya. Anak juga dapat mengekspresikan pengetahuan yang dia miliki tentang dunia juga hal-hal yang ia rasakan, ketakutan dan kegembiraannya sekaligus bisa mendapatkan pengetahuan baru. Melalui proses bermain, anak dapat membangkitkan idenya dalam berkreasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi permainan anak:
1. Kesehatan
Anak-anak yang sehat mempunyai banyak energi untuk bermain dibandingkan dengan anak-anak yang kurang sehat, sehingga anak-anak yang sehat menghabiskan banyak waktu untuk bermain yang membutuhkan banyak energi.

2. Intelegensi
Anak-anak yang cerdas lebih aktif dibandingkan dengan anak-anak yang kurang cerdas. Anak-anak yang cerdas lebih menyenangi permainan-permainan yang bersifat intelektual atau permainan yang banyak merangsang daya berpikir mereka, misalnya permainan drama, menonton film, atau membaca bacaan-bacaan yang bersifat intelektual.

3. Jenis kelamin
Anak perempuan lebih sedikit melakukan permainan yang menghabiskan banyak energi, misalnya memanjat, berlari-lari, atau kegiatan fisik yang lain. Perbedaan ini bukan berarti bahwa anak perempuan kurang sehat dibanding anak laki-laki, melainkan pandangan masyarakat bahwa anak perempuan sebaiknya menjadi anak yang lembut dan bertingkah laku yang halus.

4. Lingkungan
Anak yang dibesarkan di lingkungan yang kurang menyediakan peralatan, waktu, dan ruang bermain bagi anak, akan menimbulkan aktivitas bermain anak berkurang.

5. Status sosial ekonomi
Anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang status sosial ekonominya tinggi, lebih banyak tersedia alat-alat permainan yang lengkap dibandingkan dengan anak-anak yang dibesarkan di keluarga yang status ekonominya rendah.

Pengaruh bermain bagi perkembangan anak
  1. Bermain mempengaruhi perkembangan fisik anak
  2. Bermain dapat digunakan sebagai terapi
  3. Bermain dapat mempengaruhi pengetahuan anak
  4. Bermain mempengaruhi perkembangan kreativitas anak
  5. Bermain dapat mengembangkan tingkah laku sosial anak
  6. Bermain dapat mempengaruhi nilai moral anak

Macam-macam permainan dan manfaatnya bagi perkembangan jiwa anak
Jenis permainan anak sangat bervariasi, kita dapat memanfaatkan permainan untuk menstimulasi perkembangan anak. Anak sebaiknya diarahkan untuk tidak memainkan permainan yang sama setiap harinya, agar perkembangan anak dapat optimal.Berikut ini adalah beberapa contoh permainan, beserta dampaknya bagi anak.

A. Permainan Aktif
1. Bermain bebas dan spontan atau eksplorasi
Dalam permainan ini anak dapat melakukan segala hal yang diinginkannya, tidak ada aturan-aturan dalam permainan tersebut. Anak akan terus bermain dengan permainan tersebut selama permainan tersebut menimbulkan kesenangan dan anak akan berhenti apabila permainan tersebut sudah tidak  menyenangkannya. Dalam permainan ini anak melakukan eksperimen atau menyelidiki, mencoba, dan mengenal hal-hal baru.

2. Drama
Dalam permainan ini, anak memerankan suatu peranan, menirukan karakter yang dikagumi dalam kehidupan yang nyata, atau dalam mass media.

3. Bermain musik
Bermain musik dapat mendorong anak untuk mengembangkan tingkah laku sosialnya, yaitu dengan bekerja sama dengan teman-teman sebayanya dalam memproduksi musik, menyanyi, berdansa, atau memainkan alat musik.

4. Mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu
Kegiatan ini sering menimbulkan rasa bangga, karena anak mempunyai koleksi lebih banyak daripada teman-temannya. Di samping itu, mengumpulkan benda-benda dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Anak terdorong untuk bersikap jujur, bekerja sama, dan bersaing.

5. Permainan olah raga
Dalam permainan olah raga, anak banyak menggunakan energi fisiknya, sehingga sangat membantu perkembangan fisiknya. Di samping itu, kegiatan ini mendorong sosialisasi anak dengan belajar bergaul, bekerja sama, memainkan peran pemimpin, serta menilai diri dan kemampuannya secara realistik dan sportif.

B. Permainan Pasif
1. Membaca
Membaca merupakan kegiatan yang sehat. Membaca akan memperluas wawasan dan pengetahuan anak, sehingga anakpun akan berkembang kreativitas dan kecerdasannya.

2. Mendengarkan radio
Mendengarkan radio dapat mempengaruhi anak baik secara positif maupun negatif. Pengaruh positifnya adalah anak akan bertambah pengetahuannya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu apabila anak meniru hal-hal yang disiarkan di radio seperti kekerasan, kriminalitas, atau hal-hal negatif lainnya.

3. Menonton televisi
Pengaruh televisi sama seperti mendengarkan radio, baik pengaruh positif maupun negatifnya, namun dampaknya bisa lebih besar, karena menonton televisi tidak hanya melibatkan indera pendengaran, tetapi juga pengelihatan. Lebih baik anak jangan terlalu banyak menonton televisi, apalagi tanpa pengawasan orang tua.


 Untuk tujuan pendidikan, berikut adalah beberapa tips bagi orang tua dalam memanfaatkan mainan dengan tepat.

1. Kecerdasan Verbal / Linguistik
Anda dapat menstimulasi kecerdasan verbal anak dengan memperdengarkan CD lagu, film anak, mendongeng, atau membacakan buku cerita anak. Bila sang buah hati adalah wanita, maka kita bisa membelikan mainan boneka yang bisa bicara. Dengan terus menghafalkan kata-kata yang diucapkan oleh mainan boneka, maka buah hati kita pun bisa terlatih kecerdasan verbalnya.

2. Kecerdasan Numerik

2ols.com

Kecerdasan ini berhubungan dengan kemampuan anak dalam mengolah angka. Sejak usia Batita kita bisa melatih anak dengan menghitung mainan, misalnya menghitung mobil-mobilan. Dengan menghitungnya, maka buah hati kita pun bisa belajar dengan fun. Setelah mereka bisa mengucapkan satu sampai sepuluh, baru kita kenalkan bentuk-bentuk angka. Nah… Hal ini bisa kita kenalkan dengan cara menggambar atau mewarnai angka, lalu menuliskannya di atas kertas dengan pensil.

Stimulasi yang lain: buku cerita tentang angka-angka, Lagu dan Film anak tentang angka, pernik-pernik berbentuk angka, buku mewarnai angka.


3. Kecerdasan Ruang atau visual

preloadedstores.com

Kecerdasan ini berhubungan dengan pengenalan bangun. Kita bisa memberikan mainan puzzle, balok kayu, lego atau letto, dll. Mainan ini tidak hanya mengajak anak untuk mengenal bangun datar dan ruang yang pernah kita kenal. Namun banyak bentuk lainnya, sehingga untuk tahap selanjutnya anak bisa mengekspresikan bentuk benda-benda yang dia mainkan di atas kertas.Bila buah hati kita gemar menggambar gambar-gambar yang “berbentuk bangun”, bisa jadi dia adalah calon arsitek atau designer yang terkenal.

Stimulasi lain: Kartu bergambar bangun, mainan miniatur rumah bongkar pasang, film-film anak tentang pengenalan bentuk, mainan yang bisa digenggam dan diremas (miniatur bentuk-bentuk benda, agar koordinasi mata dan tangan bekerja dengan baik).


4. Kecerdasan Musikal

ioffer.com

Kecerdasan ini berhubungan dengan kemapuan anak dalam mengolah dan memainkan nada. Cara menstimulasi kecerdasan ini bisa dengan memberikan sang buah hati alat-alat music mini. Selain itu juga bisa dengan memberikan anak “music box”, yaitu sebuah kotak yang kalau dibuka bisa terdengar alunan instrument musik. Atau bisa dengan memberikan mainan semacam lampion khusus anak-anak yang bisa dipasan di langit-langit rumah. Kita bisa memasangnya di tempat tidur anak, supaya buah hati kita dininabobokkan oleh alunan musik yang berasal dari mainan itu.

Stimulasi lainnya: memutarkan lagu anak-anak, menyanyikan lagu buat anak sebelum tidur, mengajak bernyanyi atau karaoke bersama anak, dll.


5. Kecerdasan Fisik

zollberg.co.cc

Kecerdasan ini berhubungan dengan ketrampilan anak dalam menggerakkan tubuhnya. Sebelum mencapai ketrampilan dalam bergerak, tentu sangat dibutuhkan kekuatan otot. Untuk menguatkan otot tangan dan kaki dan meningkatkan koordinasi tangan, kaki, dan mata, sepeda adalah mainan yang baik. Berikanlah sang buah hati sepeda sesuai dengan usianya. Ini sangat penting untuk meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan kecerdasan fisik anak. Untuk mainan yang kecil bisa berupa mainan yang lunak, misalnya wage (was), bola / balok lunak), atau mainan semacam bel yang bila digoyang-goyangkan dengan tangan bisa berbunyi, atau bisa dengan palu berbentu balon (akan lebih baik bila dimainkan di luar rumah J )

Stimulasi lain: mengajak anak berjalan pagi, untuk anak balita bisa dengan kursi roda mainan.



6. Kecerdasan interpresional
sellerby.com

Kecerdasan ini behubungan dengan kemapuan anak dalam bergaul. Untuk yang satu ini sebenarnya lebih banyak pada praktek, yaitu dengan bersosilalisasi. Namun saya akan memberikan contoh mainan yang berhubungan dengan ini, yaitu dengan memberikan mainan peralatan masak atau peralatan dokter. Kita sebagai orang tua bisa mengajak anak berbicara dengan media ini layaknya dokter dan pasien (seperti bermain drama). Hal ini sangat bermanfaat untuk melatih kecerdasan interpresional anak, selain itu tentu saja bisa meningkatkan kedekatan interpresional kita dengan sang buah hati.
Stimulasi lain: menyekolahkan di playgroup / PAUD, mengajak jalan-jalan di komplek rumah, dan lain-lain.

7. Kecerdasan Natural

Kecerdasan ini berhubungan dengan tingkat kecintaan anak terhadap lingkungannya. Tentu saja untuk meningkatkan kecerdasan ini sangat dibutuhkan “mainan hidup” tentu saja berwujud mahluk hidup (misalnya tumbuhan dan hewan). Untuk hewan, mungkin akan lebih baik kalau berkonsultasi dengan dokter hewan terlebih dahulu, karena hal ini sangat berhubungan dengan cara perawatan dan pemeliharaannya. Banyak hewan yang sebenarnya aman, namun menjadi tidak aman karena kurang baik perawatannya. Kalau untuk tumbuhan, akan lebih mudah perawatannya dan lebih aman. Pertama-tama kita bisa mengenalkan anak menumbuhkan benih kacang hijau. Sehingga anak bisa tahu proses pertumbuhan tanaman dan pentingnya air serta sinar matahari bagi kehidupan.

Stimulasi anak: mengajak anak berjalan-jalan di obyek wisata alami.


Semoga tips-tips di atas bermanfaat bagi anda sebagi orang tua untuk bisa memilih dan memilah mainan apa saja yang perlu dan tidak perlu untuk dibeli, tentunya untuk buah hati kita. Hal ini sangat penting juga agar kita tidak salah membeli mainan yang “salah”.



Referensi:
  • http://forum.kompas.com/sekolah-pendidikan/63487-biarkan-buah-hati-anda-bermain-supaya-cerdas-manfaat-bermain-permainan-buat-anak.html

Jumat, 06 April 2012

SDN 2 Banaran berhasil Meraih Beberapa Nomonasi Dalam FLSSN SD Tahun 2012

Posted by sdn2banaran | Jumat, 06 April 2012 | Category: , | 0 komentar

Dalam ajang FLSSN di kecamatan Gemawang tahun 2012 SDN 2 Banaran mengirimkan 9orang siswa untuk mewakili sekolah dalam berbagai bidang lomba, yang terdiri atas :

  1. Lomba Mengarang
  2. Lomba Baca puisi
  3. Lomba Cipta puisi
  4. Lomba Pidato bahasa Indonesia
  5. Lomba Melukis
  6. Lomba Cerita bergambar
  7. Lomba Cipta lagu
  8. Lomba Menyanyi tunggal
  9. Lomba Ketrampilan
Dari lomba yang diselenggarakan pada tanggal 15 Maret sejak pukul 07.00- 14.00 WIB tersebut, beberapa siswa merailh prestasi yang cukup membanggakan sekolah, mereka adalah :
  1. Muhammad Syafrudin, meraih juara 1 dalam Lomba Ketrampilan
  2. Nur Khayati, meraih juara I dalam Lomba Cipta Lagu
  3. Nanang Fatori, meraih juara 3 dalam lomba Melukis
  4. Khalifatu Zakiah, meraih juara 3 untuk Lomba Cerita Bergambar
Berdasarkan hasil tersebut, Muhammad Syafrudin dan Nur Khayati akan mewakili kecamatan Gemawang dalam ajang yang sama di tingkat kabupaten. Hal ini merupakan suatu prestasi yang cukup membanggakan, mengingat dalam tahun-tahun sebelumnya, perwakilan dari SDN 2 Banaran belum pernah meraih prestasi apapun.

Dengan semakin meningkatnya kualitas pendidikan di Sekolah Kami, semoga kami dapat membawa para siswa untuk  mengantarkan para siswa meraih prestasi yang jauh lebih baik.

Kamis, 26 Januari 2012

Guru SDN 2 Banaran Mengikuti WorkSHOP PEMBELAJARAN TEMATIK

Posted by sdn2banaran | Kamis, 26 Januari 2012 | Category: , | 0 komentar

Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru Sekolah Dasar di wilayah kecamatan Gemawang, khususnya dalam pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tematik,   UPT Dinpendik Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung bekerjasama dengan Penerbit Erlangga menyelenggarakan Workshop pembelajaran Tematik yang diselenggarakan selama tiga hari, yakni sejak hari Rabu, 25 Januari 2012 hingga Jum'at 27 Januari 2011. Workshop diikuti sekitar 120 peserta, yang berasal dari seluruh Sekolah Dasar di wilayah kecamatan Gemawang, termasuk di dalamnya lima orang guru dari SN 2 Banaran, beserta Bapak Durus Setiyono, S.Pd selaku kepala sekolah.

Meskipun penuh kesederhanaan, kehadiran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung yang baru, Bapak Edi Susatyo, memberikan arti tersendiri bagi para peserta workshop. Guyonan segar yang beliau lontarkan saat memberikan sambutan, turut memeriahkan suasana workshop. Juga pembawaan Ibu Dyah Sulistyowati, M.Pd selaku pemateri yang ramah mampu mengusir kejenuhan.

Kami, memandang sangat perlu mengirimkan para guru agar mengikuti workshop tersebut, mengingat pelaksaan pembelajaran dengan pendekatan tematik bagi kelas I s/d kelas III yang diamanahkan KTSP SDN 2 Banaran masih menjadi "barang baru " bagi kami. Dengan mengikuti workshop ini, kami harapkan para guru, khususnya yang mengampu kelas I - III, dapat memperbaiki proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan selama ini, yang hasil akhirnya adalah semakin meningkatnya kualitas pembelajaran di SDN 2 Banaran. Kualitas Pembelajaran disini tentunya bukan hanya nilai UN yang semakin meningkat, tetapi juga terbentuknya pribadi siswa yang berprestasi dan berkarakter.

Selain materi tentang pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan tematik, dalam workshop juga disinggung mengenai pengintegrasian nilai-nilai karakter budaya bangsa dalam pembelajaran. 

Kami ingin berbagi sedikit oleh-oleh yang kami peroleh, RPP pebelajaran tematik yang sudah mengintegrasikan pengembangan karakter. Format dalam RPP ini sedikit berbeda dengan contoh-contoh yang selama ini banyak beredar. Jika dalam contoh yang banyak beredar SK, KD, tujuan pembelajaran, indikator dan langkah-langkah pembelajaran dikelompokkan per-bagian, untuk dilaksanakan selama + tiga minggu, dalam workshop ini disajikan contoh RPP dimana setiap SK, KD, tujuan pembelajaran, indikator dan langkah-langkah pembelajaranjuga evaluasi di sajikan perhari, sehingga memudahkan dalam pelaksanaan. Dalam RPP ini dalam setiap langkah pembelajaran juga dicantumkan dengan jelas karakter yang ingin ditanamkan pada siswa. 

Untuk lebih jelasnya, silahkan download contoh RPP tersebut DISINI

Dua hal yang sangat ditekankan Dyah Sulistyowati, M.Pd dalam pembelajaran tematik yakni: pertama, bahwa titik berat pembelajaran di kelas bawah Sekolah Dasar adalah untuk pemantapan kemampuan  calistung, jadi dalam setiap pembelajaran ( setiap hari ), kegiatan membaca, menulis, dan berhitung, harus selalu dimunculkan, dan mendapat porsi 50% dari seluruh waktu dalam kegiatan inti. Yang kedua, melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah wajib hukumnya. Yang selama ini masih banyak terjadi adalah guru terlalu bersemangat memberi, sehingga potensi siswa untuk menemukan sendiri kompetensi yang harus dikuasai, kurang tergali.

Demikian catatan kami dalam workshop kemarin, semoga bermanfaat!!!!



Sabtu, 21 Januari 2012

Profil Sekolah

Posted by sdn2banaran | Sabtu, 21 Januari 2012 | Category: | 0 komentar

Sekolah kami adalah sekolah pedesaan yang penuh keterbatasan, namun demikian dengan segala keterbatasan yang ada, kami ingin ke depan bisa selalu selangkah lebih maju, termasuk dalam hal informasi.

Blog ini adalah salah satu langkah kami dalam berbagi informasi dengan para siswa, alumni, juga rekan-rekan praktisi pendidikan di manapun.

Semoga saja apa yang kami sajikan dalam blog ini bisa bermanfaat bagi para pembaca


Profil Sekolah

Nama Sekolah     : Sekolah Dasar Negeri 2 Banaran
Alamat Sekolah  : Dsn. Lembujati, Ds Banaran, Kec. Gemawang, kab. Temanggung
Alamat e-mail     : sdn2banarangemawang@yahoo.com
Facebook            :  http://www.facebook.com/people/Sdnbanaran-Gemawang/100002957847188
Jumlah Rombel  :  6
Jumlah Siswa      :  149

Visi Sekolah

”Unggul dalam prestasi, berlandaskan iman dan taqwa”.

Misi Sekolah

a.  Melaksanakan pembelajaran secara efektif , efisien, dan bermakna dengan melaksanakan pendekatan PAIKEM;
b. Mengefektifkan pengelolaan kelas dan manajemen berbasis sekolah secara optimal dan berkesinambungan;
c.  Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap nilai-nilai agama yang dianut oleh masing-masing warga sekolah;
d. Melaksanakan pembiasaan keteladanan bagi semua warga sekolah sebagai upaya pembentukan watak dan etika dalam kehidupan sehari-hari.

Selasa, 17 Januari 2012

Penyaluran Dana BOS Catat Rekor Baru

Posted by sdn2banaran | Selasa, 17 Januari 2012 | Category: | 0 komentar

--- Penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 2012 mencatat rekor baru. Pada pekan ketiga triwulan pertama, penyaluran dana ini sudah mencapai 92,41 persen dari total anggaran pada periode ini, atau Rp5,18 triliun dari Rp6,8 triliun. Dibandingkan 2010 dan 2011, yang penyaluran dana BOS baru mencapai 90 persen pada bulan kedua dan ketiga pada triwulan pertama, tahun ini adalah yang terbaik.
Untuk memastikan apakah penyaluran dana BOS benar-benar telah sampai ke sekolah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengecek langsung kepada kepala dinas pendidikan, kepala sekolah, orang tua siswa, bahkan kepada siswa, melalui telekonferensi ke tujuh perguruan tinggi negeri.  Perguruan tinggi tersebut adalah Universitas Cenderawasih Jayapura, Universitas Negeri Semarang, Universitas Tanjungpura Pontianak, Universitas Samratulangi Manado, Universitas Hasanuddin Makassar, Universitas Nusa Cendana, dan Universitas Negeri Jambi.
“Kenapa kita memilih memanfaatkan fasilitas yang ada di universitas untuk urusan BOS? Karena ini adalah simbol kebersamaan kita dalam dunia pendidikan,” kata Menteri Nuh dalam telekonferensi di ruang kantor Kemdikbud, Senin (16/01).---kemendiknas.go.id: 17-01-2011
Dari telekonferensi tersebut, diketahui ada tiga kabupaten di Papua yang belum menyalurkan dana BOS 2012. Pasalnya, letak geografis kabupaten tersebut sulit untuk dijangkau, sehingga memerlukan penjemputan khusus dan waktu yang lebih lama. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua, James Modouw, menjanjikan tanggal 19 atau 20 Januari ini kabupaten tersebut akan menerima dana BOS.
Mendikbud juga sempat berbicara dengan salah satu orang tua siswa dari Manado, yang gembira karena anaknya bisa belajar tanpa ada pungutan dari sekolah. Laki-laki yang tidak menyebutkan namanya tersebut menceritakan, meski dirinya bekerja sebagai tukang ojek, anaknya bisa tetap bersekolah. Bahkan, anak sulungnya saat ini telah duduk di bangku kuliah.
“Saya sangat berterima kasih kepada pemerintah, karena biaya sekolah anak saya sangat terbantu dengan adanya dana BOS,” katanya sambil tersenyum. Begitu juga dengan Mega Wardani, siswi kelas IX SMP Negeri 41 Semarang, mengaku tidak dipungut biaya untuk sekolahnya.
Dari keterangan yang disampaikan tujuh kepala dinas pendidikan tersebut, diketahui bahwa pemerintah daerah juga sangat fokus pada penyaluran dana BOS. Terbukti dari semua proses, mulai dari penandatanganan naskah hibah sampai transfer ke rekening sekolah, tidak ada hambatan yang berarti. Untuk itu, Mendikbud menyampaikan penghargaannya kepada pemerintah daerah dan semua pihak yang telah bekerjasama dalam menyalurkan dana BOS 2012.
Selain memastikan penyaluran dana BOS 2012, Mendikbud juga mengecek pelaksanaan rehabilitasi sekolah di tujuh lokasi tersebut. Bahkan, akhir Januari ini, Mendikbud dijadwalkan akan langsung meninjau rehabilitasi sekolah di Papua, sekaligus berkoordinasi dengan pemerintah daerah Papua untuk pelaksanaan program menjangkau yang tidak terjangkau. (Aline)

dikutip dari -kemendiknas.go.id, diakses tanggal 17-01-2011

Bagaimana Mengelola Perilaku Mengganggu di Kelas Inklusif

Posted by sdn2banaran | | Category: | 0 komentar

oleh Vera I. Daniels

Strategi Disiplin Sama atau Berbeda?Umumnya, guru kelas dapat menggunakan praktek-praktek disiplin yang sama untuk mengelola perilaku mengganggu dari siswa dengan cacat yang mereka gunakan untuk mengelola perilaku siswa tanpa cacat. Banyak perilaku yang tidak diinginkan yang ditunjukkan oleh kedua kelompok adalah serupa di alam. Perbedaan, bagaimanapun, mungkin berasal dalam seleksi guru dari intervensi perilaku tertentu. Ketika memilih intervensi perilaku bagi siswa penyandang cacat, guru harus memastikan bahwa strategi yang sesuai dengan tahapan perkembangan dan mempertimbangkan kecacatan siswa dan proses yang hak. Berikut adalah 10 pertanyaan yang dapat membantu Anda menganalisis situasi diagnostik yang mendorong perilaku mengganggu pada siswa penyandang cacat. Diskusi ini dapat memberikan panduan yang Anda pilih perilaku strategi pengurangan. 

Pertanyaan 1.  
Mungkinkah perilaku ini menjadi hasil dari kurikulum yang tidak tepat atau strategi mengajar?Kurikulum yang tidak sesuai dan strategi mengajar dapat memberikan kontribusi untuk perilaku siswa - tetapi tidak semua perilaku disebabkan faktor-faktor ini. Kenakalan Beberapa mungkin timbul sebagai fungsi dari ketidakmampuan guru untuk memenuhi beragam kebutuhan semua siswa. Pertimbangkan faktor-faktor:

  •     Ukuran kelompok.
  •     Komposisi kelompok.
  •     Terbatas perencanaan waktu.
  •     Hambatan budaya dan bahasa.
  •     Kurangnya akses ke peralatan, bahan, dan sumber daya.
Jika perilaku berkembang sebagai hasil dari kurikulum yang tidak tepat atau strategi pengajaran, memperbaiki isi dan komponen kurikulum tingkat keterampilan Anda, manfaat futuristik untuk siswa, dan format Anda gunakan dalam pengiriman instruksional. Ketika Anda mengidentifikasi kebutuhan instruksional siswa dalam konteks kelas, menggunakan pendekatan preskriptif diagnostik, dan membuat adaptasi kurikulum baik dalam isi dan pengiriman instruksional, Anda dapat sangat mengurangi terjadinya perilaku siswa. 
Pertanyaan 2.  
Mungkinkah perilaku ini menjadi hasil dari ketidakmampuan siswa untuk memahami konsep yang diajarkan?Ketika terdapat ketidaksesuaian antara gaya mengajar dan gaya belajar siswa, pasti hasil perilaku. Insiden perilaku juga dapat terjadi bila siswa menolak untuk belajar konsep-konsep karena mereka tidak dapat melihat hubungan antara keterampilan yang diajarkan dan bagaimana keterampilan mengatasi dengan konteks lingkungan yang lebih besar. Dalam situasi ini, Anda harus menggunakan strategi dan taktik yang menunjukkan siswa bagaimana keterampilan komponen memiliki makna dalam kelas dan di masyarakat. Jika Anda menemukan bahwa penyebab dari perilaku yang tidak pantas berhubungan dengan kurangnya siswa keterampilan prasyarat atau kemampuan untuk memperoleh konsep-konsep, Anda dapat menggunakan prosedur yang sederhana yang dikenal sebagai analisis tugas. Dengan menggunakan prosedur ini, Anda dapat menentukan tingkat fungsional khusus siswa pada keterampilan yang ditargetkan dan memberikan program-program instruksional sekuensial yang akan menggerakkan siswa penyandang cacat menuju penguasaan tujuan ditargetkan pada kecepatan yang tepat untuk siswa (Moyer & Dardig, 1978). 
Pertanyaan 3.  
Mungkinkah perilaku ini menjadi hasil yang mendasari ketidakmampuan siswa?Beberapa perilaku yang mengganggu mungkin akibat dari kecacatan siswa (misalnya, emosional / perilaku gangguan). Sementara itu, perilaku lain mungkin hasil dari tindakan sengaja diambil oleh siswa untuk menyebabkan gangguan kelas. Menentukan penyebab perilaku mengganggu siswa melibatkan analisis yang cermat dari perilaku, sebagai berikut:
  •     Cobalah untuk menjelaskan apa jenis perilaku yang menyebabkan keprihatinan.
  •     Tentukan apa yang salah dengan perilaku itu.
  •     Tentukan tindakan apa yang harus diambil untuk mengatasi perilaku. -Tentukan apa perilaku yang Anda inginkan dari siswa.
  •     Menerapkan rencana untuk kondisi benar, variabel, atau keadaan yang berkontribusi terhadap masalah perilaku (Charles, 1996).
Anda harus menganalisis perilaku mengganggu dan membuat keputusan profesional untuk penyebabnya. Redl dan Wattenberg (dikutip di Charles, 1996) menyarankan bahwa guru menggunakan prosedur dari "berpikir diagnostik" ketika dihadapkan dengan insiden perilaku siswa. Prosedur-prosedur ini termasuk membentuk firasat pertama, mengumpulkan fakta, mengeksplorasi faktor-faktor tersembunyi, mengambil tindakan, dan tetap fleksibel. Sementara seperti tugas tidak mudah, memiliki basis pengetahuan tentang karakteristik umum (misalnya, akademik, perilaku, sosial / emosional, belajar, fisik) dari siswa penyandang cacat dan etiologi terkait (penyebab) dapat membantu.Pertanyaan 4. Mungkinkah perilaku ini menjadi akibat dari faktor-faktor lain? 
Banyak aspek kehidupan kelas dapat berkontribusi untuk perilaku siswa: susunan fisik dari kebosanan, kelas atau frustrasi, periode transisi, kurangnya kesadaran tentang apa yang terjadi di setiap area kelas. Ingat, bagaimanapun, bahwa iklim kelas dan pengaturan fisik juga dapat mendorong perilaku yang diinginkan. Anda secara teratur harus menilai pengajaran dan lingkungan belajar untuk kondisi atau prosedur yang melanggengkan atau mendorong perilaku. Karena manifestasi perilaku yang tidak tepat siswa juga dapat berasal dari jenis tertentu perilaku mengajar, guru perlu untuk menjadi lebih sadar akan jenis perilaku mereka memancarkan dan hubungan antara perilaku mengajar dan perilaku resultan dari siswa. Periksa instruksi dan interaksi dengan siswa dalam kehidupan kelas yang sedang berlangsung, sebagai berikut:
-   
Pengembangan kurikulum yang relevan, menarik, dan tepat.

-   Cara di mana Anda memberikan pengakuan dan pemahaman setiap siswa sebagai individu dengan nya atau set unik karakteristik dan kebutuhan.
-   
Perilaku Anda sendiri sebagai guru, dan karakteristik seperti yang diidentifikasi oleh Kounin (1970 - withitness, tumpang tindih - yang mengurangi kenakalan, meningkatkan waktu instruksional, dan mempertahankan fokus kelompok dan manajemen pergerakan siswa.
Pertanyaan 5. 

 Apakah ada penyebab perilaku yang dapat saya kontrol?Sebagai guru, Anda dapat mengontrol banyak variabel untuk menggagalkan perilaku yang tidak diinginkan. Anda dapat memodifikasi atau mengubah kurikulum Anda, membuat adaptasi dalam instruksi untuk menangani kecerdasan majemuk; dan membuat perubahan dalam gaya komunikasi Anda, sikap terhadap siswa penyandang cacat, dan harapan dari para mahasiswa. Menganalisis berapa banyak umpan balik positif yang Anda berikan siswa. Jika Anda menemukan bahwa Anda menggunakan umpan balik terbatas (dorongan atau pujian), yang menonjolkan perilaku positif siswa (dan juga berkomunikasi menghormati dan mempromosikan harga diri dan kepercayaan diri), Anda dapat berkontribusi terhadap masalah perilaku. Umpan balik (baik verbal dan nonverbal) adalah faktor penting dalam paradigma pembelajaran yang terlalu sering diabaikan, diabaikan, atau sembarangan orated.
Pertanyaan 6.  

Bagaimana cara menentukan apakah perilaku tersebut berbasis kelas?Ini adalah pertanyaan yang sulit. Melakukan evaluasi diri gaya pengajaran dan praktik instruksional - seperti dalam pertanyaan sebelumnya - dapat memberikan beberapa wawasan ke dalam apakah perilaku tersebut terkait dengan kecacatan atau berbasis kelas. Anda mungkin menemukan persediaan kelas ekologi (Fuchs, Fernstrom, Scott, Fuchs, & Vandermeer, 1994) membantu dalam menentukan hubungan sebab-akibat dari perilaku siswa. Persediaan kelas ekologi dapat membantu Anda menilai fitur yang menonjol dari lingkungan belajar sekolah atau kelas. Dalam analisis tersebut, Anda dapat mengumpulkan informasi spesifik tentang siswa, perilaku, dan kondisi lingkungan dan pengaturan yang terkait dengan perilaku (Evans, Evans, & Gable, 1989). Dengan memperhatikan ekologi belajar, Anda bisa lebih tegas dan selektif dalam penggunaan sumber daya untuk mengelola perilaku siswa, dan pada saat yang sama, memperoleh gambaran yang lebih akurat dan lengkap mahasiswa tertentu untuk mengembangkan perilaku yang lebih tepat dan komprehensif -perubahan program. Kelas persediaan ekologi dapat berguna untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai peristiwa, variabel, dan kondisi yang dapat mempengaruhi dan mempengaruhi perilaku siswa. Melakukan analisis fungsional atau penilaian fungsional juga dapat berguna dalam memeriksa hubungan sebab-akibat dari perilaku siswa. Penilaian fungsional juga dapat membantu Anda mengatasi masalah perilaku yang serius ditampilkan oleh siswa "target". Analisis ini memeriksa keadaan atau hubungan fungsional antara, atau sekitarnya, terjadinya atau nonoccurence dari perilaku menantang. Penilaian dapat membantu Anda mengidentifikasi variabel dan peristiwa yang secara konsisten hadir dalam situasi-situasi (Dunlap et al, 1993;. Foster-Johnson & Dunlap, 1993). Anda dapat mengidentifikasi peristiwa, variabel, dan lingkungan yang menyumbang terhadap masalah. Selain itu, Anda dapat merancang pendekatan, komprehensif individual untuk merancang intervensi yang secara logis berhubungan dengan perilaku sasaran - dan, dalam proses, lebih baik memenuhi kebutuhan spesifik siswa.
Pertanyaan 7.  

Bagaimana cara mengajarkan siswa untuk mengatur diri sendiri atau self-controll perilaku? Anda dapat mengajarkan siswa untuk mengatur diri sendiri atau self-mengelola perilaku mereka dengan mengajarkan mereka untuk menggunakan keterampilan manajemen diri:

  •     Self-instruksi, rekaman diri, atau self-monitoring.
  •  
  •     Penguatan diri, evaluasi diri, dan menghukum diri sendiri.
    Paket perawatan Multiple-komponen (Carter, 1993; Hughes, Ruhl, & Peterson, 1988; Rosenbaum & Drabman, 1979).Banyak penelitian (misalnya, McCarl, Svobodny, & Beare, 1991; Nelson, Smith, Muda, & Dodd, 1991; Prater, Joy, Chilman, Candi, & Miller, 1991) berfokus pada manajemen diri teknik telah menunjukkan efektivitas diri -prosedur manajemen dalam perubahan perilaku dan produktivitas akademik. Studi ini termasuk siswa dari populasi yang berbeda, mulai dari rata-rata berprestasi siswa dengan cacat ringan, sedang, dan berat. Guru telah menemukan banyak keuntungan dalam menggunakan self-prosedur pemantauan: Prosedur-prosedur ini meningkatkan perilaku sasaran, stres peran siswa dalam mengubah perilaku, memungkinkan generalisasi untuk non-sekolah lingkungan, guru bebas untuk tugas-tugas lain, dan mengajar siswa tanggung jawab dan penentuan nasib sendiri (Frith & Armstrong, 1986). Selain itu, prosedur ini relatif sederhana untuk melaksanakan, mereka cepat mencapai titik di mana pengawasan sedikit yang diperlukan, dan, mereka membantu siswa menjadi lebih sukses dan mandiri dalam kelas mereka dan dalam kehidupan sehari-hari (Dunlap, Dunlap, Koegel, & Koegel, 1991 ). Tentu saja, mengajar siswa keterampilan manajemen diri tidak boleh dianggap sebagai pengganti kurikulum tinggi kualitas pengajaran (Dunlap et al., 1991) yang menekankan keterampilan belajar akademik dan sosial. Berikut adalah beberapa langkah untuk mengajar keterampilan manajemen diri:

  •     Mendefinisikan perilaku sasaran.
  •     Mendefinisikan perilaku yang diinginkan.
  •     Mengembangkan sistem pengumpulan data.
  •     Mengajar siswa bagaimana menggunakan sistem manajemen diri.
  •     Menerapkan sistem.
  •     Mengevaluasi efektivitas sistem (Carter, 1993).
  •     Langkah-langkah tambahan mungkin termasuk mengidentifikasi penguatan fungsional dan penggunaan memudar prosedur pemantauan diri (Dunlap et al., 1991).

Baca lebih lanjut tentang TeacherVision: http://www.teachervision.fen.com/classroom-discipline/resource/2943.html # ixzz1jj5PW7yc